SHARE :

SOSOK ROY TEI SERAN DIHADAPAN SESAMA MILLENIALS

Terbit : 18 October 2019 / Kategori : Artikel / Opini / Pilkada Malaka / Politik / Profile / Komentar : 0 komentar / Author : Roy Tei Seran Center
SOSOK ROY TEI SERAN DIHADAPAN SESAMA MILLENIALS

Sebentar lagi akan dilakukan Pesta Demokrasi akbar, Pemilihan kepala daerah di Indonensia pada tahun 2020, pasca Pemilihan Legislatif dan Presiden, yang digelar secara serentak di daerah-daerah hasil pemilihan Desember 2015. Sistem pemilihan kepala daerah secara serentak pada tahun 2020 merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan di Indonesia.

Melalui media daring, ke-270 daerah itu terdiri dari 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Pilkada Serentak 2020 seharusnya diikuti oleh 269 daerah, namun menjadi 270 karena Pilkada Kota Makassar pelaksanaannya diulang.

Salah satu Kabupaten yang juga akan mengadakan Pilakada ialah Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang merupakan tanah kelahiran penulis dan juga sosok yang hendak penulis uraikan dalam artikel ini.

Penulis menyaksikan geliat safari politik yang masif dari para Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati Kabupaten Malaka dalam masa penjaringan partai-partai Politik. Sejumlah namapun bermuculan, baik yang merupakan Tokoh Tua maupun Tokoh Muda energik dan yang memiliki “idealisme” (penulis sengaja menempakat kata idealism dalam tanda petik untuk menekankan besarnya gagasan yang dimilik para tokoh muda, namun seringkali dipandang oleh sebagian orang bahwa gagasan nomor kesekian setelah seseorang mampu secara finansial).

Salah satu tokoh muda yang ikut mewarnai hajatan demokrasi Kabupaten Malaka adalah Ignasius Roy Suyanto Tei Seran, S.Fil, atau yang akrab disapa RTS. Ketua DPC PDIP Kabupaten Malaka, Devi Hermin Ndolu, S.H, membenarkan bahwa RTS telah masuk dalam bursa penjaringan Kepala Daerah Kabupaten Malaka, seperti yang dilansir Pos-Kupang.com, Jumat (20/9/2019). 

Sosok Ignasius Roy S. Tei Seran ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), maupun di kalangan muda NTT Diaspora Jakarta, secara umum karena ia melanjutkan studi dan menikah dengan seorang gadis berprofesi dokter, yang lahir dan besar di Jakarta, namun memiliki darah kental Malaka, yakni, Florencia Sherlin Taolin. RTS di mata teman-teman, baik di bangku sekolah maupun di berbagai wadah organisasi, dikenal sebagai sosok yang sederhana, santun, tekun, kreatif dan berani. Dibalik kesederhanaanya, ia memiliki komitmen besar untuk memajukan Kabupaten Malaka.

Dengan segudang pengalaman yang dimilikinya, Millenials ini mengatakan terpanggil mengabdi untuk membangun Kab. Malaka. Pria berusia 30 Tahun ini merupakan anak ke-5 dari enem bersaudara dari pasangan Bapak Josef Tei Seran (alm) dan Ibu Eveline Kiky Kosasih (alm).

Pengalaman Organisasi

Ignasius Roy Tei Seran atau Roy lahir di Betun, 15 Maret 1989. Roy menempuh pendidikan dasar di SDI Betun Kota dan pendidikan menengah di SMP St. Thomas, Sabar-Subur, Betun. Setelah tamat SMP, Ia melanjutkan pendidikannya SMA Seminari Sta. Maria Immaculata-Lalian. Setelah lulus SMA, pria yang idamkan musik pop ini masuk ke Universitas Widya Mandira-Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di kampus ini ia belajar pada jurusan Fakultas Filsafat, setelah tamat di Universitas Widya Mandira-Kupang. Saat ini, Ia sedang melanjutkan program studi Magister Filsafat Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Ibu Kota DKI Jakarta.

Dalam perjuangan pemekaran Kabupaten Malaka, Roy terlibat pada urusan Divisi Media dan Akademik Barisan Muda Pendukung Pembentuklan Kabupaten Malaka (SADANBETEMALAKA). Saat ini, ia mendidikasikan dirinya di Partai Politik sebagai Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai DPC PDI Perjuangan Kab. Malaka (2019-2024)

Kabupaten Malaka Ibu Kota Betun adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Malaka merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di Gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Kabupaten ini berbatasan lansung dengan Negara Timor Leste.

Refleksi Maju Dalam Pilkada Malaka.        

Revolusioner sejati Soekarno yang juga sebagai Presiden Pertama Indonesia pernah menyerukan; “berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.

Ungkapan Bapak Pendiri NKRI di atas hendak menegaskan bahwa, generasi muda merupakan tiang kokoh, tonggak berdirinya sebuah negara. Maju dan tidaknya sebuah negara salah satunya ditentukan oleh generasi mudanya, karena peran generasi muda sentral dan strategis dalam pembangunan nasional, agar membawa indonesia menjadi negara yang lebih baik. Untuk itu, hasil refleksi RTS atas apa yang disampaikan oleh Bung Karno, memantapkan pilihannya untuk maju sebagai Calon Wakil Bupati Malaka.

Lebih lanjut, penulis menemukan bahwa bahwa kaum muda merupakan agent of change yang tidak punya Hutang budi atau pun banyak tabrakan kepentingan di masa lalu. Pemuda selalu beranjak dari idealisme yang didapatkanya semasa hidupnya, lewat pendidikan baik formal di sekolah maupun non formal di luar sekolah. Seperti yang dikatakan oleh revolusioner sejati Tan Malaka, “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh Pemuda”.

Percaya atau tidak, mau atau tidak, pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan dengan masyarakat pada umumnya. Dalam makna positif aspirasi yang dimaksud penulis adalah semangat pembaharuan yang kreatif dan inovatif. Selain itu pula, pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan baik daerah maupun nasional. Contoh yang paling mudah ditemukan, sikap kritis terhadap- kebijakan-kebijakan pemerintah selalu lahir dari para pemuda, baik sebagai mahasiswa maupun pemuda umumnya. Peristiwa tumbangnya kediktaroran Soeharto ditandai oleh kebangkitan dan bersatunya Pemuda Indonesia yang berani mengorbankan jiwa raganya demi kesejahteraan dan kemaslahatan kebanyakan orang. Contoh sosok muda di waktu itu yang sekarang tetap berjiwa muda dan gemilang dalam kehidupan politik, intelektual kemasyarakatannya, seperti dua nama yang coba saya sebutkan; Bang Adian Napitupulu dan Bang Ansy Lema yang saat ini menjadi anggota DPR RI, Fraksi PDI Perjuangan. Mereka teladan Millenials era ini.

Politik sejatinya jalan menuju perwujudan Bonum Commune (Filsuf Yunani Klasik; Aristoteles) atau kesejahteraan bersama. Politik seringkali mengalami degradasi makna hanya sebatas sebagai sarana untuk meraih kekuasaan dengan segala cara, baik secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

RTS memulai refleksi perjuangannya ketika ia menyasikan dan mengalami secara langsung kehidupan sosial politik dewasa ini, yang terlihat tidak terlalu berpihak pada masyarakat akar rumput atau kelas marjinal melainkan lebih berpihak pada elit, baik elit politik, elit intelektual maupun elit pemodal. Ketidakadilan menjadi subur ditengah masyarakat yang terbatas aksesnya di segala bidang, terutama sumberdaya dan kuasa. Lebih jauh RTS melihat bahwa di Malaka, ada segelintir orang merasa bahwa kebebasannya seakan dipasung bahkan kebebasan yang paling hakikih, yakni kebebasan berpendapat dibatasi secara massif oleh sebagian orang yang mengklaim empunya kuasa dan uang. Hasil refleksi ini membuat RTS sadar akan perjuangan nilai-nilai sosial yang telah dirampas oleh penguasa, hanya bisa melalui poitik.

Menjadi seorang Wakil Bupati menurut Pria yang pernah mengenyam peniddikan yang super ketat dan disiplin, serta penuh nilai-nilai luhur di Seminari Menengah Sta. maria Imaculatta-Lalian-Atambua, Seminari Tinggi TOR LO’O Damian dan Seminari Tinggi St. Mikhael Kupang sebagai seorang Frater tersebut, merupakan suatu panggilan hidup untuk Mencintai dan Melayani masyarkat, jika jalan melayani sebagai Imam harus berpindah menjadi seorang Awam. RTS merasa perlu keluar dari zona nyaman ranah privat dan terlibat dalam kebersamaan dengan kaum marjinal terutama, serta elit politik, agar menjadi ‘Pelopor’ (Pesan Ketua Umum Partai yang menjadi wadah belajar RTS, PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri), kehidupan yang adil dan bahagia selurh warga Malaka, sesuai dengan tag line “Mencintai dan Melayani”.

Karl Marx pernah mengatakan bahwa, “sebaiknya manusia dapat dimanfaatkan oleh manusia-manusia lainnya, selagi demi kebaikan”. Penulis menilik bahwa nilai perjuangan pemuda ini (RTS), seperti perjuangan Karl Marx yang ingin melawan penindasan dan penghisapan oleh kaum elit terhadap masyarakat kelas bawah. RTS yang juga seorang seniman musikmenginginkan agar suatu saat nanti kehidupan di Malaka harmonis seperti rangkaian nada-nada yang indah, meski terdiri dirangkai dari unsur yang berbeda seperti komposisi ansambel. Gotong royong, yang merupakan ringkasan Pancasila mesti dijiwai segenap manusia Malaka, baik yang berdomisili di Malaka, maupun yang berada di diaspora.

Hendaknya Mencintai dan Melayani menjadi spirit hidup yang bisa ditularkan oleh RTS yang juga seorang penulis dan pendidik, kepada saya, para pembaca budiman, segenap warga Malaka, sembari mendoakan agar Tuhan, Leluhur dan Alam Malaka merestui rekan Millenials kami maju sebagai tanda kebangkitan tidak hanya terjadi di belahan bumi Indonesia yang lain, tapi terutama di Kabupaten Malaka. Salam, Millenials Bangkit, Malaka Sejahtera.

Penulis: Primus Fahik Klau, Penulis Lepas, Pengacara Millenials Malaka, besar dan idup bersama PERADI.

Berita Lainnya

Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
22 November 2022
Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
Author : Roy Tei Seran Center
Giat ke 4 Malaka Hijau
16 January 2022
Giat ke 4 Malaka Hijau
Author : Roy Tei Seran Center
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
29 October 2021
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
Author : Roy Tei Seran Center
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
18 May 2021
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
Author : Roy Tei Seran Center
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
20 April 2021
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
Author : Roy Tei Seran Center
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
16 March 2021
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
Author : Roy Tei Seran Center


Tinggalkan Komentar