SHARE :

Giat ke 4 Malaka Hijau

Terbit : 16 January 2022 / Kategori : Lingkungan / Liputan Media / / Author : Roy Tei Seran Center
Giat ke 4 Malaka Hijau

RTS. Center.Com – 16/01/2021 – Malaka – Lingkungan – Banjir pada 16 Mei 2000, banjir Seroja 21 April 2021, kemarau berkepanjangan dan menyusutnya debit air setiap tahun, menjadi fenomena terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklm menjadi tanggung jawab semua umat manusia. Kami MPM merupakan sedikit dari umat manusia di Malaka, NTT (Nusa Tenggara Timu), Indonesia, apalagi dunia, yang digerakan oleh Motto “MENCINTAI dan MELAYANI”. Mencintai dan melayani bagi kami berarti, memberikan diri bagi sesama tanpa syarat (agape) dengan bertindak langsung; didesak oleh niat baik untuk memulai dari sini dan sekarang.

Refleksi kami bahwa Tuhan yang Maha Baik telah menciptakan bumi dan segala isinya tanpa pamrih (Ia berkotor tangan), maka tanggapan kami sebagai ciptaan adalah menjadi rekan kerja (co-creator) Allah, bertanggung jawab menyelamatkan bumi dari segi ekologis. Tujuannya menyediakan lingkungan yang asri, nyaman dan damai.

Alam menuntut agar kita harus bersahabat dengannya sebagaimana ia bersahabat dengan kita. Kita harus memikirkan bahwa ke depannya alam akan hancur berantakan (chaos) jika sekarang kita tidak tergerak hati untuk bertindak menyelamatkannya. Tindakan hari ini (Minggu, 16 Januari 2022), dalam giat ke-4 Malaka Hijau, menjadi bukti ketergerakan hati yang menyata. Semoga “umat manusia Malaka memperolehnya, memperolehnya secara maksimal” selebihnya digenapi oleh Sang Kuasa.

Kami selalu besyukur, kami selalu memulainya dengan doa. Kami selalu optimis, bahwa Tuhan melalui alam, sesama dan leluhur merestui kerja kami. Bagaimana-tidak, dengan segala keterbatasan, kami yang hanyalah sekumpulan Pemuda Malaka, telah menanam hampir 2.000 anakan pohon (bambu, mente, kemiri, flamboyant, merbau, lamtoro Australia, jambu air dan lain sebagainya). Di sinilah titik puncak refleksi iman kami bahwa Tuhan sungguh hadir bersama kami, lewat mereka yang ada di seberang pulau dan benua (Belanda bahkan seluruh dunia).

Berawal dari 20-an orang pada aksi pertama dengan anggaran Rp. 300.000, menjadi 70-an orang pada aksi ke-2 dengan anggaran Rp. 4.000.000, 60-an orang pada aksi ke-3 dengan anggaran Rp. 1.600.000. Hingga aksi ke-4 pada hari Minggu, 16 Januari 2022 hadir 120-an milenials Malaka, dengan anggaran Rp. 5.000.000, bahkan sudah ada Rp. 1.600.000 untuk aksi ke-5.

Kami selalu mengajak seluruh dunia untuk turut terlibat dalam giat Malaka hijau sebagai pengejawantahan iman, intelektual dan harapan akan masa depan Malaka, NTT, Indonesia dan dunia. Kami mengajak dunia dengan mengatakan “mari bersama beri diri bagi ibunda bumi (terra matter)”, siapa pun, dan di mana pun engkau berada, jika engkau punya waktu dan tenaga “mari, datang untuk menanam. Jika tidak punya waktu dan tenaga, berikan sedikit dukungan lewat donasi setulus dan seikhlasnya bagi mereka yang memiliki kesempatan menanam demi dunia dan anak cucu. Kami membutuhkan engkau untuk menjadikan Malaka hijau, sambil menjadi hijau, Malaka menyatakan kita”. Demikian ujar koordinator MPM, Roy Tei Seran dalam berbagai kesempatan.

Kami secara khusus berterima kasih kepada: BARAJP Belanda (Kakak Arie selaku ketua) yang berdonasi sebesar Rp. 5.000.000, dan Egi Hane sebesar Rp. 50.000 yang telah berpartisipasi aktif mendukung aksi ke-4. Turut hadir pula bersama kami komisariat BARAJP Belu dan Malaka sebanyak 30-an orang, pimpinan Pak Oman dalam aksi ke-4 dengan penuh semangat. Tak lupa pula kami berterima kasih kepada para donatur yang telah berkontribusi pada aksi I-III yang tidak kami sebutkan satu per satu. “Setidaknya sudah ada belasan juta yang kami pakai dalam giat I-IV”, ujar Yanto Do Carmo, Bendahara aksi Malaka Hijau.

Kami juga berterima kasih kepada KLHK, (BP DAS Benai Noelmina) yang dikepalai oleh Bapak Dolfus yang telah mensuport kami dengan 2.000 anakan pohon. Juga kepada caritas Indonesia-Jaringan Keuskupan Atambua, dan OMK (Orang Muda Katolik) Paroki Betun yang turut terlibat menanam.

“Hendaknya setiap orang, paling sedikit dalam hidupnya harus menanam minimal 25 pohon. Mengapa harus 25 pohon? Jawabannya: pertama, pohon menghasilkan O2 sebesar 1,2 kg per hari. Kedua, setiap orang membutuhkan O2 sebanyak 0,5 kg per hari. Ketiga, asumsi rata-rata usia hidup orang Indonesia 60 tahun. Artinya, O2 yang diperlukan selama hidup: 60 x 365 hari x 0,5 kg = 10.950 kg. Kesimpulannya bahwa 365 hari x 1,2 kg/hari/batang (438) = 25 batang.” Ujar ahli kehutanan, Pak Andi Baros, di kediaman Roy Tei Seran bersama 120-an peserta lainnya, ketika setelah menanam pohon. Red//

Berita Lainnya

Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
22 November 2022
Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
Author : Roy Tei Seran Center
Giat ke 4 Malaka Hijau
16 January 2022
Giat ke 4 Malaka Hijau
Author : Roy Tei Seran Center
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
29 October 2021
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
Author : Roy Tei Seran Center
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
18 May 2021
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
Author : Roy Tei Seran Center
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
20 April 2021
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
Author : Roy Tei Seran Center
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
16 March 2021
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
Author : Roy Tei Seran Center