|
RTS.Center.Com – 18/05/2021 – Betun – Politik – Mama/Isteri/Ibu Kapus/Bunda/Kuku/Jiji/Kakak/Adik/Cici/Ina Na’i Rina Tei Seran, SKM
Ina Na’i Rina Lahir di Betun, pada 25 Agustus, 1974. Ina Rina adalah puteri pertama, anak ketiga dari enam bersaudara, terlahir dari pasangan suami isteri, bapak Josef Tei Seran/Ama Nurak (almarhum), dan ibu Eveline Kiky Kosasih/Bidan Kiky (alharhumah).
Bunda Rina menikah dengan Devi Hermin Ndolu, SH, pada tanggal 30 November, Tahun 1997, di Jakarta. Dari pernikahan tersebut, Bunda Rina, bersama Suaminya dikaruniai empat (4) orang anak, yakni: Yerri Putera Ndolu, ST, Merylin Putry Ndolu, S.Ked, Guntur Christian Putera Ndolu dan Marsya Ndolu.
Adik Rina mempunyai 5 Orang Saudara yang terdiri dari: dua orang kakak, yakni; FX. Rudy Tei Seran, ST, dan Johanes Roby Tei Seran, S.E. Kakak Rina memiliki 3 orang Adik, yakni; Anton Rendy Tei Seran, Ignasius Roy Suyanto Tei Seran, S.Fil dan Angelina Ria Tei Seran, S. Kep. Ners.
Kisah-kasih di Sekolah
Ina Rina tamat sekolah dasar pada tahun 1986, di SDK BETUN II. Setelah itu, ia tamat Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1989, di SMP SABAR SUBUR St. Thomas Aquinas Betun. Ina Rina melanjutkan pendidikan Menengah Atas di SMA 1 Atambua dan tamat pada Tahun 1992. Tahun 2005, Ina Rina melanjutkan studinya pada Akademi Perawat (AKPER) Atambua dan memperoleh gelar Diploma Tiga.
Menyadari pentingnya pendidikan, meskipun sudah menikah dan memiliki 3 orang anak, Mama Rina tetap ingin melanjutkan pendikakannya ke jenjang strata satu (s1), hingga ia memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat, pada tahun 2014 dari Universitas Nusa Cendana Kupang.
Kisah-Kasih di Puskesmas
Ibu Kapus untuk pertama kalinya bertugas sebagai seorang staf perawat pada Puskesmas Haliwen, sejak tahun 2006 hingga Tahun 2016. Ibu Kapus kemudian berpindah Tugas dari Kabupaten Belu ke Kabupten Malaka bersama suaminya, yang adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan mendapatkan kepercayaan menjadi Kepala Puskesmas Betun, sejak taun 2016 hingga Ibu Kapus menghembuskan nafasnya yang terkhir di RSUPP Betun, sekitar 16.30, atau jam 04.30 sore, dalam keadaan aktif sebagai Aparatur Sipil Negara dan Kepala Puskesmas Betun.
Kisah-Kasih di Tengah Keluarga dan Masyarakat
Ina Na’i Rina, Mama, Isteri, Bunda, Kuku, Jiji, kakak, adik, Cici Rina Tei Seran, adalah sapaan-sapaan yang sering digunakan keluarga, masyarakat, rekan kerja, handaitolan dan sahabat kenalannya, untuk menyapanya, yang kini mendapat gelarnya yang terkahir, Almarhumah, yang dicintai segenap orang yang pernah bertemu dan mengenal dirinya secara langsung.
Sejak sekarang, kita akan merindukan sosok pejuang kemanusiaan, yang rela meberikan segala yang ada pada dirinya, kelebihan dan kekurangannya, bagi siapa saja yang dijumpai dan dilayaninya.
Ina Na’i Rina jatuh tersungkur dari kursi tempat duduknya, ketika ia bersama dengan para perempuan Malaka melayani ratusan orang yang kelaparan, dengan makanan dan minuman di rumahnya, di Laran, Desa Wehali, Malaka.
Ina Rina dalam keseluruhan hidupnya, mengabdikan dirinya secara utuh dalam totalitas pelayanan dirinya, sebagai seorang Ibu, Sebagai seorang Isteri, sebagai Seorang saudari, sebagai seorang Nain Feto (Nain Feto merupakan bahasa Tetun yang berarti Raja Perempuan – sebutan bagi turunan bangsawan di Malaka), sebegai seorang perawat, sebagai seorang kepala Puskesmas, sebagai seorang isteri Pejabat, sebagai seorang sahabat, sebagai seorang pendoa, dan sebagai seorang yang tak berdaya berhadapan dengan kematian, sekaligus pesrah pada Kehendak Allah.
Hal ini nyata dalam tugasnya mengurusi korban bencana Malaka selama hampir 2 minggu, Pagi, Siang dan malam, mengurusi para Penyintas yang tinggal di posko-posko pengungsian di wilayah kerja Puskesmas Betun, akibat Badai Seroja 2021, mengatur Vaksinisasi Covid 19 bagi seluruh warga Malaka yang hanya terjadi di Puskesmas Betun, dan tak pernah lelah memikirkan pendidikan, kebahagiaan suami, masa depan anak-anaknya, saudara-saudari, sahabat kenalan, serta masyarakat yang pernah mengenal dan dikenal olehnya.
Semasa hidupnya, dalam lingkup pekerjaan, Ibu Kapus dikenal sebagai sosok yang periang, cekatan, dan disiplin. Ibu Kapus juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang tegas dan loyal terhadap atasannya. Di bawah kepemimpinan beliau, selama menjadi kepala puskesmas Betun, Ibu Kapus mampu menghadirkan mutu pelayanan prima bagi puluhan ribu masyarakat di Seantero Kecamatan Malaka Tengah, bahkan dari luar Kecamatan yang meminta bantuan dari padanya. Terbukti dari hasil Puskesmas Betun yang telah diakreditasi secara Resmi oleh otoritas yang berwenang.
Kisah-Kasih terakhir di Hari Minggu
Minggu, 02 Mei malam, Mama Rina bersama suami tercinta dan anak-anaknya, yang lebih banyak terdiri dari anak-anak bukan dari kandungannya, yang baginya semua mereka anak-anak kandungnya, bernyanyi dan bekerja bersama di rumah mereka, di Laran, yang dipakai menjadi Sekretariat Sementara DPC PDI Perjuangan Malaka dan Kantor SAMSAT Malaka.
Mama Rina yang adalah isteri dari Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Malaka, Bpk. Devi Hermin Ndolu, SH, sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua 1 DPRD Kab. Malaka, merasa begitu berbahagia dan bersemangat karena akan menyambut salah seorang politisi Kawakan, besutan partai berlambang Banteng bermoncong Putih, PDI Perjuangan, Bpk. Herman Hery, Ketua Komisi III, DPR RI, yang belum tentu datang setahun sekali, ke Malaka, di tengah kesibukannya.
Mama Rina bersama suami dan anak-anaknya sibuk mempersiapkan sekretariat sebagai tempat menjamu Bpk. Herman Heri, yang santer dikenal dengan sebutan HH, bersama rombongan yang akan berkunjung ke Malaka keesokan harinya. Sambil bekerja, menyiapkan ruangan, mengatur konsumsi, mengatur pula rombongan penjemput bersama suaminya, Bunda RIna sempat menutup kegiatan persiapan dengan menyanyi, menghibur suami dan anak-anaknya di Laran.
Kisah Sedih di hari Senin
Senin, 03 Mei 2021, Mama Rina menjalankan tugasnya sebagai Kepala Puskesmas Betun sepertibiasanya, hadir lebih awal di kantornya, dan memastikan keadaan Puskesmas dalam keadaan bersih, rapih, sembari mengontrol stafnya di Puskesmas Betun. Biasanya Mama Rina akan bersama para stafnya membersikan seantero gedung dan halaman Puskesmas Betun.
Siang Harinya, mama Rina datang dan bergabung bersama rekan-rekan pemasaknya, untuk melayani peserta rapat, agar tidak kelaparan, sembari turut menantikan kedatangan Bpk. Herman Herry. Mama Rina mempersembahkan kain tenun terbaik yang dicarinya secara khusus bagi Bapak Herman Hery dan rombongan sejak beberapa hari yang lalu.
Sekitar pukul 16.00 Wita, Mama Rina lemas dan terjatuh dari kursi tempat duduknya, setelah Bapak Herman Hery dan rombongan pergi meninggalkan lokasi pertemuan, dan menuju ke kediaman Bupati Simon Nahak, yang dijadikan sebagai Rumah Jabatan Bupati Malaka.
Ibu dari Ketua DPC PDI Perjuangan Malaka telah mempersembahkan yang terbaik dari dirinya bagi Bapak Herman Hery, dkk, Politisi Senior PDI Perjuangan, partai Politik tempat suaminya mengabdikan diri dan keluarganya sejak tahun 1998 yang silam, PDI Perjuangan.
Pertemuan tersebut yang dihadiri seluruh Kader Moncong putih dari 12 kecamatan dan Desa, se-kabupaten Malaka, yang berjumlah sekitar 200 orang, ditambah dengan rombongan Bpk. Herman Herry, baik yang dari Kefa maupun Atambua.
Kejadian ini sudah beberpa kali terjadi, sehingga suami, saudara dan kenalan di sisinya beranggapan bahwa kejadian tersebut biasa dan wajar, karena hanya dengan memijat telapak kakinya sembari mengoleskan miyak, Mama Rina akan kembali bangun.
Keadaan seketika berubah panik ketika hal tersebut dilakukan beberapa menit dan tak berhasil. Mama Rina segera dilarikan ke RSUPP Betun untuk mendapatkan pertolongan medis.
Mama Rina sudah terlalu sering mengobati, melayani, menyembuhkan banyak orang, namun Mama Rina tak berdaya ketika ia sendiri mengalami serangan jantung. Mama Rina terlalu capek mengurusi banyak orang. Mengurusi sakit fisik, psikologis, hingga saudara-saudari, hingga siapapun yang meminta pertolongan darinya.
Mama Rina dinyatakan meninggal oleh dokter di RSUPP Betun pada pukul 16.30, setelah para dokter, perawat berupaya maksimal menyelamatkan nyawa mama Rina. Pukul 16.30 Wita Oleh Dokter Ahli, Almarhumah Dinyatakan Sudah Tiada Dengan Diagnosa Cardiac Arrest (Henti Jantung).
Ibu dari Ketua DPC PDI Perjuangan Malaka itu telah memberi dirinya secara utuh hingga nyawanya tercabut di sekretariat Moncong Putih Malaka. Harusnya peristiwa itu selesai dengan akhir bahagahia karena mendapat kunjungan dari Ketua Komisi III DPR RI, namun na’as, peristiwa bahagia berubah seketika karena rombongan yang tadinya berpawai ria menyambut Bpk. Herman Herry, harus kemudian berpawai sedih, mengiringi, menghantarkan Mama Rina ke tempat pemakaman terakhirnya di Ksadan – Tfatik Kakaniuk (Dalam bahasa Indonesia, Tfatik-Ksadan dapat diartikan sebagai istana atau Rumah), salah satu pusat kerajaan Kuno di Malaka.
Selamat jalan Mama/Isteri/Ibu Kapus/Bunda/Kuku/Jiji/Kakak/Adik/Cici/Ina Na’i Rina Tei Seran, SKM.
Berbahagialah dalam kerajaan surga. Sebagai orang beriman, kami yakin dan pecrcaya, segala lelah, pengabdian, perjuanganmu telah engkau hidupi dengan sungguh.
Mohon Maaf jika ada kekeliruan, kekhilafan yang dilakukan Ibu Kapus Almarhumah, Ina Rina Tei Seran semasa hidupnya.
Terima kasih berlimpah atas segala cinta dan kebaikan yang diberikan segenap keluarga, sahabat kenalan dan handaitaulan yang mencintai dan dicintai Ina Na’i Rina.
Terima Kasih berlimpah keluarga sampaikan pada seluruh keluarga, sahabat kenalan, handaitaulan, masyarakat, para Dokter, Perawat, Bidan, rekan-rekan ASN, Para Pastor, Suster, Keluarga Kakaniuk, yang mencintai dan dicintai Ina Rina.
Mohon doa bagi keselamatan arwah Ina Rina.
Salam hormat dan doa kami.
Keluarga Besar Ndolu, Kosasih, Tei Seran-Lawalu, Fehan-Foho, Tetibani, Busabelo, Liurai Malaka.
Filsuf Jerman, Martin Heidegger (Baca: Martin Haideger) pernah berujar, Siapa yang terlahir ke dunia, Ia sudah cukup Tua untuk Mati. Mari siapkan diri kita setiap hari, melakukan kebaikan dan kebenaran menjelang ajal kita masing-masing setiap saat.
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. (Matius 24: 42-44)
Hari ini Ina Rina, besok atau lusa, kita akan menyusul Ina Rina di saat dan tempat yang tidak kita ketahui.
Tuhan berkati. Red//
|
|
|
29 October 2021
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA Author : Roy Tei Seran Center |
|
|
20 April 2021
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana Author : Roy Tei Seran Center |
|
16 March 2021
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi Author : Roy Tei Seran Center |