SHARE :

Manusia Dalam Proses Pemaknaan Hidup

Terbit : 26 February 2021 / Kategori : Refleksi / / Author : Roy Tei Seran Center
Manusia Dalam Proses Pemaknaan Hidup

RTS.Center.Com – Jumat, 26/02/2020 – Congkar – Refleksi – Gutta cavat lapidem, non sed saepe cadenda : setitik air yang menghancurkan batu bukan karena kekuatannya, melainkan karena terus-menerus menetesinya. Kalimat tersebut bukan sekedar rangkaian kata biasa, namun bermakna hebat dalam kehidupan kita. Kalimat yang berdaya konstruktif. Kalimat yang menghancurkan kelemahan dan ketakutan, kemudian membangun sebuah keberanian di dalam diri. Ada kalimat klasik dari para filsuf eksistensial yang menyatakan “keberadaan atau adanya sesuatu hal akan mendahului makna di dalamnya.

Manusia (aku dan kamu) perlu mengetahui makna yang terkandung dalam kehidupan kita. Makna kehidupan merupakan persoalan filsafat dan spiritual, yang berkaitan dengan keutamaan kehidupan atau keber-ada-an secara umum dan sekaligus secara privat. Makna kehidupan juga dapat diungkapkan dalam berbagai kalimat tanya, seperti: “Who Am I?”, “Apa yang harus aku lakukan?”, Mengapa aku ada di sini?”, Apa itu kehidupan”?, Untuk apa aku ada?”, dan seterusnya. Makna kehidupan sudah lama menjadi bahan pencaharian manusia sejak beberapa ratus tahun sebelum Masehi, terutama secara filosofis, ilmiah dan teologis. Berbagai kebudayaan ideologi dan ilmu pengetahuan, memiliki jawabannya masing-masing untuk pertanyaan-pertanyaan tadi.

Makna Hdiup dari Sudut Pandang FIlsafat Eksistensial dan Agama 

Dalam pandangan eksistensialisme, makna akan tercipta melalui pemikiran yang dimunculkan oleh sistem tubuh manusia, secara fisik sehingga definisi yang dilakukan oleh manusia akan melahirkan makna dalam lingkungan dan dunia sekitarnya. Pencarian makna manusia dipelajari dalam eksistensialisme yang menyatakan tentang adakah Tuhan, dan fungsi Tuhan serta hubungannya dengan manusia.

Albert Camus, seorang filsuf eksistensialisme yang menjabarkan teori absurditas tentang makna hidup, menjelaskan bahwa hidup seseorang bersifat absurd. Dalam hal ini, hidup sesorang yang mampu melampaui (walking through) masalah, untuk menjadi diri yang autentik. Upaya melampuai itu dilakukan dengan cara menjadi “pemberontak atau penggugat”, terhadap hal-hal yang selama ini menghalangi individu menjadi diri yang autentik.

Menjadi “pemberontak” artinya, menjadi berani untuk menerima dan menghadapi masalah yang ada. Menjadi kratif sebagai upaya meraih makna diri. Menyingkap selubung atau tabir (misteri) yang ada dalam diri individu. Sementara itu, dalam agama, ketundukan yang absolut pada Tuhan merupakan sebuah keniscayaan. Tuhan adalah causa prima, penyebab dari segala akibat yang tak disebabkan. Sebagai sumber utama yang menciptakan langit, bumi dan isinya (semesta). Semua aturan hidup manusia telah tertuang secara jelas dalam Kitab Suci. Manusia sebagai makhluk yang bernalar, mampu mempelajari dan menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu kita untuk mengerti tentang makna kehidupan.

Pencarian makna hidup manusia dimulai dari seberapa jauh ia mampu mendalami dan mengejawantahkan perintah-perintah Tuhan. Upaya-upaya tersebut akan menumbuhkan hubungan transenden manusia dengan Tuhan yang amat dekat, dan melahirkan kesadaran akan makna hidup. Hubungan manusia dengan Tuhan menerbitkan secercah harapan bagi perjalanan dan pencarian tentang kesejatian hidup. Sahabat, kita perlu mencari tentang kesejatian hidup (makna hidup), entah itu berdasar pada pemikiran filsafat atau pada hubungan kedekatan dengan Tuhan, karena hal ini berpotensi pada penemuan diri serta menjawabi pertanyaan-pertanyaan tentang hidup.

Faktor-faktor yang Memunculkan Makna Hidup

Maslow (1994) menjabarkan bahwa manusia akan mencapai makna hidup, jika manusia mampu memuaskan atau memenuhi setiap tahap-tahap kebutuhannya (need of). Di mana pada akhirnya individu akan mencapai aktualisasi diri (self actualization). Lebih lanjut lagi, Maslow (1994) menyebutkan beberapa hal yang membuat individu dapat menemukan makna hidup, antara lain: 

a. Individu akan menemukan makna hidup, jika dirinya mampu memenuhi kebutuhan fisiologisnya, seperti rasa lapar, haus dan seks. 

b. Individu juga akan merasa menemukan makna hidup jika dirinya mampu memenuhi kebutuhannya akan afiliasi (need of affiliation), di mana individu bergaul dengan orang lain. 

c. Individu juga akan merasa menemukan makna hidup, jika ia telah memenuhi kebutuhannya akan rasa aman (need of secure). 

d. Kemudian individu juga akan merasa menemukan makna hidup, jika dirinya sudah memenuhi kebutuhan akan penghargaan (need of achievment), di mana individu merasa dihargai dan diterima oleh orang lain. 

Kita bisa menggunakan metode seperti berpikir dan bertindak positif, pemahaman diri, pengakraban hubungan, pendalaman dan pemahaman akan tiga nilai, yakni pertama, kreatif, kedua, penghayatan hidup dan sikap, serta yang ketiga, ibadah untuk menemukan jati diri serta makna hidup. 

Sensasi Kesadaran Manghantar pada Pemaknaan Hidup

Paulo Coelho (penyair dan novelis Brasil) pernah menulis, “hidup adalah serangkaian risiko yang tidak ada habisnya, …”. Kehidupan manusia adalah bukan hanya data objektif otomatis pergerakan, melainkan merasa hidup, persepsi otomatis pergerakan. Manusia yang benar-benar hidup dalam ketubuhannya, berangkat dari sensasi pertama, perhatiannya/kesadarannya, kemudian dengan pengantaraan segenap gerakan organ fisik yang merupakan pendasaran.

Namun otomatisasi persepsi tentang kehidupan juga me-ngarah kepada tingkat metafisiologis. Manusia yang merasakan dorongan dari dalam, dari pikirannya, dari kehendaknya, mengarah ke nilai-nilai, dari sosialitas, bahasa, kebudayaan, keagamaan, cinta, pekerjaan dan permainan pada setiap bentuk dinamisme interior. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai dunia dan kehidupan, kita perlu memiliki perhatian khusus pada fenomen.

Ketika kita melakukan pendekatan secara fenomenologis, kita mencoba menghadirkan dunia yang dihayati dan kesadaran kita terarah padanya. Artinya kita menghadirkan dunia tertentu. Metode yang digunakan olehnya adalah epoche. Epoche memberi tanda kurung pada semua pengalaman dan menunda semua presuposisi dan asumsi normal tentang pengalaman tersebut. Dengan demikian, terjadi korelasi ketat antara dunia kehidupan dan kesadaran akan dunia.

Mengapa ada banyak dimensi tentang manusia? Karena ekspresi tentang dunia bagian dalam manusia, yang tak dapat didefinisikan, merupakan pengalaman gerakan otomatis genom, yakni kehidupan itu sendiri. Itulah dasar dari perasaan hidup, yakni pada saat manusia berpikir, berkehendak, bercinta dan bekerja. 

Waktu terus melaju, masa berganti masa. Segalanya boleh berubah, namun satu hal yang tetap: Kita adalah Saudara, selalu dan selamanya. Mari kita bangun persaudaraan sejati demi masa depan yang lebih sejahterah. Kita bisa menjadi seperti apa yang kita kehendaki, tergantung apa yang akan kita lakukan. Makna hidup akan lahir dari setiap kata dan tindakan kita. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menemukan kesajatian hidupnya, jalan terbuka lebar untuk menggapai hal itu, tinggal bagaimana kita melihat, menjalani dan menghayatinya. Demikian Hidup kita menjadi Bermakna. 

Aku hanya manusia, tapi aku masih manusia; aku tidak dapat mengerjakan segalanya tapi aku masih mampu berbuat sesuatu; dan karena aku tidak mampu mengerjakan semuanya, aku tidak akan menolak untuk mengerjakan sesuatu yang mampu kulakukan”. 

“Cobalah untuk membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa namun, jangan membunuh atau membinasakan yang luar biasa dalam dirimu. Pastikan bahwa yang dilakukan merupakan ekspresi dari yang terhebat dalam dirimu. Manusia tidak memiliki rumah di dunia ini, melainkan hanya sayap untuk terbang ke surga”.

Penulis: AS Rabasa  – Tinggal di Watunggong – Congkar, Manggarai Timur-NTT

Berita Lainnya

Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
22 November 2022
Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
Author : Roy Tei Seran Center
Giat ke 4 Malaka Hijau
16 January 2022
Giat ke 4 Malaka Hijau
Author : Roy Tei Seran Center
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
29 October 2021
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
Author : Roy Tei Seran Center
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
18 May 2021
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
Author : Roy Tei Seran Center
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
20 April 2021
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
Author : Roy Tei Seran Center
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
16 March 2021
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
Author : Roy Tei Seran Center