|
RTS.Center.Com–13–05–2020–Atambua–Refleksi–Setelah sebelumnya diberitakan, bahwa SMA Seminari Sinar Buana–Sumba Barat Daya telah selesai direnovasi, kini Seminari Menengah Santa Maria Immaculata–Lalian–Atambua pun rampung. Kedua lembaga pendidikan dan pembinaan siswa-siswa calon Imam tersebut berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Demikian info yang diterima oleh RTS.Center.Com dari salah seorang pengurus Komunitas Peduli Kasih (KPK) Jakarta, Junike Florida (Yuni).
“Pagi Roy, ini laporan Seminari Menengah Lalian Keuskupan atambua yang sudah Serah Terima tanggal 10 mei 2020, tolong titip share ke pak Herman Herry, Terima kasih atas bantuan dan Karya Kasihnya”. Demikian bunyi pesan via WA ibu Yuni kepada RTS.
Sebagai salah seorang Alumnus Seminari Sta. Maria Immaculata – Lalian, angkatan ke-53, RTS, bersama seluruh umat Katolik Keuskupan Sumba dan Atambua sungguh berterima kasih kepada KPK Jakarta yang telah mengadakan kegiatan galang dana untuk kedua Seminari lewat acara Malam Peduli Kasih (MPK) Sumba – Atambua yang terjadi setahun silam (30/11/2018). Kepengurusan Komunitas Peduli Kasih sendiri beranggotakan umat katolik lintas paroki di KAJ yang diketuai oleh Bapak Hartono Hadisantoso.
Sedikit kembali mengisahkan peristiwa setahun yang silam.
Kala itu, RTS adalah seorang Ketua Persaudaraan Lalian Jakarta (PELITA Jakarta), yang merupakan wadah berkumpulnya para Alumnus Seminari Sta. Maria Immaculata – Lalian – Atambua. Wadah perhimpunan ini beranggotakan sekitar 60 orang laki-laki, baik Imam maupun Awam.
Di suatu kesempatan, Rm. Daniel Makbalin, Pr, Rm. Goris Dudy, Pr, Rm. Eman Siki, Pr dan Rm. Filto Bowe, Pr, yang sedang melanjutkan studi mereka di Jakarta mengajak RTS untuk turut dalam kegiatan Galang Dana bagi kedua seminari.
Dalam keterbatasan, di tengah hiruk-pikuk Ibukota Jakarta, RTS menyanggupinya, menjadi koordinator Umat Keuskupan Atambua di Jakarta, sesuai permintaan pihak KPK agar ada umat asal Keuskupan Sumba dan Atambua yang terlibat.
RTS kemudian bersama rekan-rekan, baik kakak maupun adik kelas memulai membantu Panitia untuk terlibat dalam seluruh rangkaian persiapan hingga selesainya acara Malam Peduli Kasih Sumba – Atambua, dengan merayakan Ekaristi bersama di Kediaman Para Pastor asal Keuskupan Atambua yang terletak di Seputaran Wilayah Menteng.
Dalam perjalanan waktu, Undangan pun mulai laku terjual, baik kepada para donatur yang berasal dari Atambua, Sumba, Flores, Kupang, NTT pada umumnya, bahkan donatur yang bersal dari luar NTT. Ada beragam jenis tiket. Mulai dari tiket reguler dengan harga 25.000 rupiah, hingga 2.500.000 rupiah. Tidak menutup kemungkinan bagi yang ingin menyumbangkan lebih.
Karena RTS bertempat tinggal di wilayah Jakarta Pusat dan lebih dekat dengan sekretariat KPK yang beralamat di Kelapa Gading, RTS sering mengikuti rapat-rapat dan doa-doa bersama KPK. Saat itu RTS sering pergi bersama Rm. Filto Bowe, PR dan salah seorang kakak kelas, Rino Meomanu, yang saat ini menjadi seorang pengusaha di Jakarta. Dari situ RTS mengenal sosok-sosok tulus dan baik hati, yang dalam keyakinan RTS, mereka adalah utusan Tuhan, Sang Maha Kasih, yang hendak memberi diri mereka bagi Kemuliaan Tuhan di Bumi, termasuk salah satunya Ibu Yuni.
Seiring bergulirnya waktu, RTS mengatakan bahwa mengenal salah satu Figur pemerhati masyarakat NTT, yang saat ini berada di Jakarta. Figur itu ialah Bapak Herman Herry, yang saat itu belum menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR RI, Fraksi PDI Perjuangan.
RTS pun kemudian menghubungi Bapak Herman Herry, yang dikenali RTS ketika RTS masih berada di Bangku Kuliah jenjang Strata satu di Kupang, untuk turut berdonasi bagi kedua Seminari. Kala itu, usai Demonstrasi berjilid, memperjuangkan Pemekaran Kabupaten Malaka, dalam Aliansi Barisan Muda Pendukung Pembentukan Kabupaten Malaka (SADANBETEMALAKA), RTS bersama teman-teman seperjuangan diundang oleh Bapak Herman Herry untuk berdiskusi tentang Malaka yang saat itu belum menjadi Daerah Otonomi baru (DOB). Demikian Bapak Herman Herry juga sangat getol memperjuangkan DOB Malaka. Dari situ hubungan baik antara RTS dan Bapak Herman Herry terus berlanjut.
KPK yang diwakili oleh ibu Juni dan Ibu Welly, Keuskupan Atambua yang diwakili oleh Rm. Filto Bowe, Pr dan RTS menemui Bapak Herman Herry. Dalam kesempatan perjumpaan tersebut, bapak Herman Herry mempersilahkan kami untuk mempresentasikan maksud kegiatan MPK. Usai perjumpaan tersebut, Bapak Herman Herry menjanjikan akan menyumbang 1 MIliard rupiah, dengan catatan, hendaklah KPK tidak menganggapnya sebagai sebuah bentuk upaya Politis, tetapi menganggapnya sebagai bentuk Syukur dan Terima kasih beliau kepad Tuhan.
Pada kesempatan sehari sebelum Malam Peduli Kasih berlangsung, saat itu Bapak Herman Herry sedang berada di Sumba dalam rangka Kunjugan Kerjanya selaku Anggota DPR RI. Karena sebelumnya telah diingatkan oleh beliau agar RTS menghubungi beliau sehari sebelum kegiatan, maka RTS pun menghubungi beliau. Bapak Herman Herry di hari itupun langsung kembali Ke Jakarta agar bisa menghadiri kegiatan dimaksud.
Singkat Cerita, 1 jam sebelum acara berlangsung, Bapak Herman Herry tiba di Lokasi kegiatan dan langsung menyerahkan donasinya kepada YM. Uskup Atambua – Mgr. Dominikus Saku, Pr dan YM. Uskup Weetabula, Mgr. Edmund Woga, CSsR.
Masih teringat jelas dalam benak RTS, ungkapan Bapak Herman Herry yang santer dikenal dengan sebutan HH, yang juga adalah salah seorang pengusaha kawakan Ibukota, sebelum menyerahkan secarik kertas, yang adalah cek tunai senilai 1 M rupiah. HH berujar; “Ini hasil dari kerja saya sebagai seorang Pengusaha. Semoga dapat bermanfaat bagi upaya mendidik para Calon Imam di Keuskupan Sumba dan Atambua. Saya harap ini tidak dianggap sebagai upaya Politik, tapi sebagai sebuah bentuk syukur saya pada Tuhan dan kecintaan saya terhadap generasi penerus bangsa dan Gereja di NTT. Saya bersyukur karena Tuhan mengizinkan saya menjadi salah seorang pengusaha. Karena Tuhan memberi berkat berlimpah atas hidup saya, demikian saya menyalurkan berkat Tuhan bagi Gereja”.
Ujar HH yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR RI, ketika menyalami kedua Uskup (Mgr. Edmund Woga dan Mgr. Dominikus Saku), sembari mencium Cincin di jari tangan kedua Uskup.
RTS yang menyaksikan kejadian tersebut, di dalam suatu ruangan kecil, kira-kira berukuran 3×4 meter merasa takjub dan sedikit tekejut karena HH yang adalah seorang Pejabat Tinggi Negara, yang notabene beragama Kristen Protestan, begitu menghargai Uskup yang adalah Pemimpin Agama Kristen Katolik. Tidak hanya berdonasi, HH juga begitu menghargai para pemuka Agama. Bagi RTS, HH adalah sosok yang sangat Pluralis dan berjiwa Negarawan, yang telah lulus Uji dalam hal SARA. HH adalah tokoh kebanggan manusia NTT.
Demikianlah Ibu Yuni selaku Bendahara Panitia, yang mengurus pembangunan kedua Seminari melaporkan perkembangan pengerjaan kedua seminari kepada HH via WA melalui RTS, yang telah mempertemukan pihak KPK dengan para Tokoh NTT Diaspora.
Sebagai tambahan, acara Malam Peduli Kasih Sumba-Atambua menghadirkan sekitar 1.000 peserta yang datang dari berbagai kalangan, termasuk Alumni Seminari Sumba dan Atambua, para donatur yang berada di Jakarta, serta para tokoh Sumba dan Atambua Diaspora.
Tuhan begitu baik, menggerakan tangan-tangan kasih untuk menjaga keberlangsungan kehidupan Iman umatNya lewat Renovasi Seminari-Seminari yang semula tidak layak, menjadi tempat yang layak untuk mempersiapkan para Pemimpin Umat dan Gereja kelak.
Satu hal yang menjadi sukacita tersendiri bagi RTS ialah, Alma mater, Seminari Lalian kini telah menjadi tempat yang layak bagi para Seminaris mempersiapkan diri mereka menjadi Pemimpin Umat di masa depan, meski belum seutuhnya, sudah jauh lebih baik dibanding masa-masa ketika RTS bersekolah di sana.
Di kala RTS menempuh pendidikan sebagai calon Imam di tahun 2003-2007, Seminari Menengah Sta. Maria Immaculata – Lalian, yang sudah menamatkan ribuan Siswa, dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Bayangkan saja, tembok-tembok yang memisahkan kelas-kelas tempat belajar sudah retak dan hampir roboh. Kamar mandi dan toilet jauh dari kata layak. Satu ruangan besar serupa aula, tidur sekitar 50 Seminaris beralaskan tempat tidur tanpa kasur, hanya anyaman besi, dipenuhi kutu busuk yang siap menghisap darah manusia. Fasilitas ruang kelas, Laboratorium dan seterusnya pun jauh dari kata layak. Meskipun demikian, sudah banyak alumusnya yang menjadi Imam dan Awam Tuhan yang kini mengabdi Umat, tidak hanya di NTT, Indonesia, bahkan di seluruh Dunia.
Mari kita terus mengupayakan Gereja dan masyarakat yang berdikari, berjuang menggapai masa depan dunia yang lebih kondusif bagi kehidupan dengan tidak sejengkal pun meninggalkan nilai-nilai humanisme dan keberimanan. Mari kita rawat bersama Gereja dan Keuskupan kita, memberi diri kita bagi Kemuliaan nama Tuhan.
Tuhan Sungguh baik, menggerakan tangan-tangan kasih-Nya menolong umatNya yang berada dalam lembah kekelaman. Red//
|
|
|
29 October 2021
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA Author : Roy Tei Seran Center |
|
|
20 April 2021
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana Author : Roy Tei Seran Center |
|
16 March 2021
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi Author : Roy Tei Seran Center |