SHARE :

Bapak Ludo Taolin dan “Ikan Bandeng Kuah Asam”

Terbit : 5 April 2020 / Kategori : Artikel / Figur Publik / History / Katolik / Liputan Media / Malaka / Nusa Tenggara Timur / Paguyuban Malaka Jakarta / Pilkada Malaka / Politik / Profile / Refleksi / RTS Center / Sastra / Komentar : 0 komentar / Author : Roy Tei Seran Center
Bapak Ludo Taolin dan “Ikan Bandeng Kuah Asam”

RTS.Center.Com – 05/04/2020 – Refleksi – Entah harus memulai dari mana, namun saya berupaya untuk memulainya saja. Saya mencoba untuk menuangkan memori tentang salah satu sosok yang sangat inspiratif, yang pernah mengisi lembaran kehidupan saya dengan beragam nilai dan keutamaan hidup. Sosok itu dikenal banyak orang dengan nama “Ludovikus Taolin/Taolin Ludovikus/Bapak Ludo/Pah Ludo (Raja Ludo, dalam bahasa Dawan – Timor), dan seterusnya”. Saya sendiri sering menyapa beliau dengan sebutan “Bapak”.

Tulisan ini saya dedikasikan bagi “Bapak (Taolin Ludovikus)” yang kini telah berpulang ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya mencoba menuliskannya sesuai dengan ingatan akan beliau yang sungguh bagi saya masih saja jelas, meski sudah cukup lama berlalu. Perlahan-lahan saya mencoba mengisahkannya dengan merunut pada kronologi saya mengenal sosok “Bapak”.

Periode awal: 2003 – 2007

Periode ini menandai awal-mula saya mengenal sosok Bapak Ludo. Waktunya berkisar antara tahun 2003 – 2007. Saat itu saya mengenyam pendidikan tingkat SLTA di Seminari Sta. Maria Immaculata – Lalian – Atambua. Di saat yang sama pula, saya berkenalan dengan salah seorang Putera “Bapak” yang bernama Fransiskus Xaverius Taolin. Di waktu itulah, ketika banyak orang mengatakan bahwa Ans (sapaan akrab Fransskus Taolin) adalah putera dari salah seorang pejabat Kabupaten Belu, dan saya pun tertarik dengan dunia birokrasi, singkat kata kami pun berteman. Di saat itu, barulah saya tahu bahwa “Bapak” yang saya kenal merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Belu, yang adalah ayah dari sahabat saya, Ans, merupakan rekan anggota DPRD dari kakak Ipar saya, Devi Hermin Ndolu (Suami dari Irene Kristarina Tei Seran – kakak perempuan saya).

Waktu terus bergulir dan saya menjalani kehidupan sebagai seminaris, yang jauh dari kehidupan dunia luar yang penuh dengan hiruk-pikuk. Kala itu saya dan Ans tidak begitu akrab, ketika kami berada di bangku kelas Peralihan (kelas 0), hingga kami menginjakan kaki di banku kelas 3. Di seminari, setiap bulannya, kami diberi kesempatan untuk meninggalkan asrama pada hari minggu yang kedua dan keempat. Sekali-kali, saya bersama Ans mengunjungi Rumah Jabatan Wakil Ketua DPRD Kab. Belu, yang menjadi kediaman Bapak Ludo sekeluarga, kemudian kami juga pergi mengunjungi Kakak Devi. Saya dan Ans mendapat kesempatan untuk menjual sebagian majalah Seminari kepada keluarga, kenalan dan umat Keuskupan Atambua. Saat itulah untuk pertama kalinya saya bertemu secara langsung dengan sosok “Bapak”.

Kesan yang saya dapatkan dalam perjumpaan terputus-putus dengan “Bapak” di periode ini berkisar seputar cerita beliau tentang sosok kedua Orang tua saya, Josef Tei Seran, dan Mama Kiky Kosasih, Alm, yang ketika “Bapak Ludo” selaku ASN bertugas di Betun dan tinggal di wilayah Betun, bersahabat baik dengan kedua orangtua saya tersebut. Salah satu anak Bapak Ludo diberi nama “Eveline” karena yang menolong Mama Theresia Noi saat melahirkan ialah Mama Eveline Kiky Kosasih, Alm.

Satu hal, “Bapak” TAK PERNAH MELUPAKAN JASA ORANG-ORANG YANG BERBUAT BAIK KEPADANYA. “Bapak” sangat menghargai orang lain. Ia sangat dikagumi dan dicintai orang-orang di sekitanya.

Periode Pertengahan: 2008 – 2013

Periode ini dimulai ketika saya dan Ans, beserta rekans Seminaris angkatan 53, yang memilih melanjutkan jenjang pendidikan calon Imam ke Tahun Orintasi Rohani (TOR) Lo’o Damian – Emaus – Atambua, menempati Seminari Tinggi yang berada tepat di samping Istana Keuskupan Atambua, sebagai calon Imam Projo.

Manakala kami menjalani kehidupan yang penuh dengan berbagai kegiatan rohani, di mana hari-hari hidup kami diisi dengan perkuliahan, perpustakaan, kerja, Ibadat, Misa dan brevir, hadirlah salah seorang sosok Imam yang cukup fenomenal di keuskupan Atambua. Dialah Rm. Yance Laka, Pr, Alm, yang mengajarkan kami khusus tentang Psikologi, bonus ilmu Marketing. Saat itulah saya dan Ans menjadi semakin akrab dan selalu pergi bersama untuk memasarkan hasil karya tangan para Imam dan Frater TOR Lo’o Damian.

Masih jelas terukir di pikiran, kala itu angkatan kami melahirkan edisi Malajah Bulanan, BERLIAN namanya, disusul 2 album Rohani: Damian Grup, yang di dalamnya berisi lagu-lagu Rohani dari masa-ke masa, bersama Romo Socius (Louis Monteiro), yang sangat berbakat dan juga seringkali mengbuat situasi di Asrama carut marut ketika ada hal-hal yang tidak berkenan di hadapannya, yang dilakukan oleh para Frater. Berikut beberapa lagu yang masih tersimpan rapih di Youtube.com:

https://www.youtube.com/watch?v=jdlqTOo8XgcSABDA TUHAN

https://www.youtube.com/watch?v=VbjKbSkETewDAYUNG DI ARUS

https://www.youtube.com/watch?v=KoI7kGJxt7gINA MARIA     

Saya dan Ans menjadi semakin akrab ketika kala itu, kami berdua mendapat kepercayaan penuh oleh para pastor untuk menjadi Marketing dalam penjuakan Majalah dan Kepingan VCD Damian Grup. Di saat itulah, kami sering pergi meminta pendapat, restu dan petunjuk “Bapak”, sehingga jualan kami menjadi laku keras. Kami berhasil mengumpulkan uang senilai ratusan juta rupiah dari hasil menjual Majalah dan Album Rohani kebanggaan angkatan Kami.

Tahun 2009, “Bapak” dilatik menjadi Wakil Bupati Belu mendampingi Joachim Lopes sebagai Bupatinya. Saya dan Ans kian akrab dan kami pun melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya, yakni, Seminari Tinggi St. Mikhael – Kupang. Sama seperti dahulu, ketika berlibur, saya selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi keluarga Ans, di mana ketika itu Bapak Ludo sekeluargga menempati Rumah Jabatan Wakil Bupati Belu.

Dalam benak saya, untuk masuk ke kintal halaman rumah yang bagi saya sangat bermartabat dan cenderung angker itu (Rujab Wakil Bupati Belu), adalah hal yang mustahil. Namun ternyata Tuhan punya Rencana lain. Tidak hanya masuk ke halaman rumah, saya sudah sering makan bersama di meja yang sama bersama “Bapak”, yang ketika itu, masih sangat jelas di benak saya, beliau menyendokkan nasi ke piring saya. Betapa “Bapak” tidak hanya berkata, namun lebih banyak bertindak Melayani sesama, bahkan anak ingusan seperti saya kala itu.

Di penghujung tahun 2012, ketika itu saya sudah menyatakan diri mundur sebagai calon Imam (eks frater) dan menjadi bagian dari awam, saya bersama teman-teman melakukan beberapa aksi Demonstrasi menuntut Pemprov NTT, yang ketika itu dijabat Gubernur Frans Leburaya dan Wakil Gubernur, Esthon Funai, serta Pemda Kab. Belu, dalam wadah yang kami namakan dengan Barisan Muda Pendukung Pembentukan Kabupaten Malaka (SADANBETEMALAKA).

Di Kupang kami berhadapan dengan Wakil Gubernur, Esthon Funai dan di Belu kami berhadapan dengan Bupati, Joachim Lopes, Wakil Bupati, Taolin Ludovikus, serta para Anggota DPRD, yang juga terdapat Devi H. Ndolu, Fraksi PDI Perjuangan, dimoderatori oleh Pak Simon Guido Seran selaku ketua DPRD Belu. Bapak Ludo dengan tegas dan jelas, bersama semua pimpanan daerah Kabupaten Belu mendukung aksi kami Mahasiswa, demi terbentuknya Kabupaten Malaka yang sudah diperjuangkan oleh beberapa pendahulu sebelumnya.

Satu hal yang berkesan di Periode ini: Rujab Wakil Bupati Belu tak pernah sepi. Selalu saja ketika saya datang entah sendirian atau bersama Ans, rujab itu selalu dipenuhi manusia dari segala penjuru Kabupaten Belu, terutama yang berasal dari Malaka, yang saat ini menjadi Kabupaten mandiri. Mulai dari yang memakai kain sarung, sebagai pakaiannya hingga yang berdasi.

Bapak Ludo adalah tokoh besar Belu-Malaka dan NTT umumnya, yang sangat memahami dan memaknai kehidupan Sosial, Agama, Budaya dan Pemerintahan secara apik tetapi selalu santun dan RENDAH HATI.

Periode Akhir: 2014 – 2020

Tahun 2014, saya meninggalkan Malaka untuk melanjutkn studi Magister Filsafat ke STF Driyarkara. Tahun 2015 terjadi Pilkada Malaka. Kala itu, dengan ketidaktahuan dan kepolosan saya dalam menanggapi berbagai peristiwa politik daerah, mendukung Kakak Ipar saya yang saat itu menjabat sebagai ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Malaka, yang saat itu menjadi ketua tim koalisi partai pemenangan SBS – DA, seringkali saya kontra argumen dengan Ans dan juga langsung dengan menyebut “Bapak” dalam diskusi-diskusi di media. Saya berupaya mengedepankan intelek ketimbang kedekatan emosional saya terhadap Ans dan “Bapak” berhadapan dengan peristiwa PILKADA Malaka 2015.  

Tahun 2017, saya melangsungkan pernikahan dengan seorang Gadis bernama Florencia Sherlin Taolin yang adalah puteri dari bapak Aloysius A. Taolin, sepupu dari “Bapak Ludo”. Dengan sendirinya saya adalah anak mantu dari “Bapak”. Betapa tidak, meskipun kala itu “Bapak” sudah dalam keadaan yang tidak begitu baik (sering sakit), ia tetap menghadiri acara-acara pernikahan yang kami gelar, mulai dari pertunangan, pernikahan adat, Misa Pemberkatan, hingga menjadi wakil Keluarga ketika memberi sambutan pihak keluarga Mempelai perempuan di Malam Resepsi permikahan kami.

Tahun 2020, tepatnya tanggal 27 Maret, sekitar pukul 19.00 WIB, saya mendapati WA dari “Bapak”. Berikut dialog kami: – Bapak Ludo (BL), Roy Tei Seran (RTS).

BL       : Selamat malam kk. Minta tolong onso Milen belikan ikan Bandeng, masak kuah, jika tidak ada halangan. Tolong antar karena sudah satu bulan saya makan tidak enak.

RTS    : Selamat malam Bapak. Bapak sudah bisa main HP? Sekarang sudah di Timor atau masih di Jakarta? Ans bilang ke saya sudah ke luar, waktu itu dan kami pikir bapak sudah pulang Timor.

BL       : Kalau datang kasih uang minyak. Masih di Jakarta e. Masih kontrol. Ha Susar liu to Corona keta hatauk ruman (emo icon katupan tangan dan senyum).

RTS    : Roy sampaikan ke mama. Karena Virus Corona, Roy dan Sherlin tinggal terpisah dengan bapak mama sudah 1 minggu ini. Sherlin kerja di Klinik salah satu PT punya Jepang, jadi takut rentan Covid 19. Bapak dan mama sudah berumur dan berbahaya sekali bagi orang tua. Roy akan coba beritahu mama dan akan coba antar ke bapak. Kami yang muda bisa saja terinfeksi, tapi tidak kelihatan gejalanya. Minta alamat “Bapak”.

BL       : Mengirimkan alamat.

RTS    : Iya “Bapak”. Besok pagi kami beli ikan, antar ke mama, nanti kami ambil dan antar ke “Bapak”.

Tanggal 28 Maret, sekitar pukul 04.15 pagi, WIB.

BL       :Jam 10 saya ke RS Siloam Semanggi untuk ketemu dokter sampai jam 2. Bagaimana kita ketemu sore saja atau besoknya. Maaf sudah buat repot. Tolong beritahu onso Amin e. mohon maaf beribu maaf. Sudah ganggu.

Pukul 09.50, di hari yang sama, saya baru mendapati pesan “Bapak” dan segera saya membalas. Saya baru bisa membalas karena pagi itu saya pergi mencari Ikan Bandeng di Lotte Mart.

RTS    : Selamat pagi “Bapak”. Iya. Siap. Sebentar sore kami antar. Semoga semua proses lancar.

Demikian saya, Sherlin, anak kami Jose dan Fanny, adiknya Sherlin, pergi mengantarkan ikan bandeng kuah asam kepada “Bapak”. Kami tiba di daerah Tangerang sekitar pukul 15.00. Usai saling menyapa, Sherlin dan Fannya kembali ke mobil. Saya sudah menelpon Ans lebih dahulu menanyakan keberadaan “Bapak”. Kami berceritera sekitar kurang lebih 1,5 jam, bermaksud menunggu Ans yang sedang pergi menjemput isteri Bapak Ludo (Mama Thresia Noi), yang baru tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma. Ans minta kepada saya untuk tidak memberitahukan kedatangan Mama, karena hendak memberi kejutan kepada Bapak. Saya pun menurut.

“Bapak” Ludo Ketika berfoto bersama RTS dan isteri dalam Resepsi penikahan

Pukul 16.30 kami berpamitan, meski Ans dan mama belum tiba. Bapak Ludo “berpesan waktu itu kepada saya, dalam kaitannya dengan politik. “Jangan Takut Berpolitik, Harus Berani”. Demikian intisari perbincangan kami selama kurang lebih 1,5 jam di sore itu. Se,pat sebelum pulang “Bapak” hendak mencabut sejumlah uang dari saku kiri bajunya, dengan sedikit tergesah berlari kecil keluar dari halaman rumah, saya mengatakan “jangan bapak”, lalu kami pergi. Tak disangka itu kali terakhir saya bertemu “Bapak”.

Pukul 21.04, saya mendapati pesan dari Bapak, demikian:

BL       : Mat malam. Terima kasih banyak atas perhatian kepada saya dan makanan enak sekali e. tidak bisa bernapas e. Makan banyak sekali.

RTS    : Bahagia bisa lihat Bapak Ludo lebih segar dan bersemangat. Semoga Tuhan memberikan usia yang panjang kepada Bapak karena kelaurga dan masyarakat malaka masih membutuhkan sosok Karismatis seperti Bapak. Salam Hormat dan doa kami.

Kamis, 02 April, sekitar pukul 12.30 WIB, Ans menelpon saya. saudara, datang sekarang ke RS. Siloam. Bapak sudah parah. Saat itu saya sedang bersama Jose berada di suatu tempat untuk mengerjakan suatu hal. Tanpa banyak bertanya, saya dan Jose yang baru berusia 1 tahun 10 bulan menggukan mobil menuju ke RS. Siloam Karawaci. Sekitar pukul 13.00, Ans mengatakan, lebih cepat saudara. Puji Tuhan jalanan lancar dan Jose menikmati perjalanan sambil tertidur. Sekitar pukul 13.35, Ans Menelpon, Bapak sudah tidak ada lagi. Saya menjawab, kami sudah di gerbang RS. Saat itu saya turun sambil menggendong Jose mendekat ke arah RS, bagian Emergency. Karena bersama Balita, kami tidak diperkenankan masuk karena demikian protocol Covid 19.

Di situ ada Ans, Sepupu Ans, Andi Taolin namanya sedang sibuk menelpon. Dalam keterbatasan pengalaman kami mengurus kematian, kami bersama berupaya mempersiapkan segala yang terbaik buat “Bapak”.

Mulai dari plan A, B, C, jika ada indikasi “Bapak” PDP Covid 19, hingga Puji Tuhan “Bapak” dinyatakan negative Covid 19. Mulai dari Peti Jenazah, pakaian Bapak, Rumah Duka, Kargo, TIket penerbangan, Puji Tuhan, segala sesuatunya sesuai dengan harapan Kami. Lagi-lagi, ketika “Bapak” sudah tiada secara raga, namun ia hidup secara Rohani, dan masih terus menolong sesamanya.

Sekitar pukul 17.45 saya dan Jose pulang ke rumah, kemudian saya bersama Bapak Alo Taolin dan Mama Milen pergi ke RUmah Duka Oasis yang terletak di Tangerang, sekitar 1 jam perjalanan. Setibanya di Rumah duka, jenazah “Bapak” sedang dimandikan. Terdapat sekitar 50-an orang, keluarga dan masyarakat Belu dan Malaka di situ. Kami memberikan penghormatan terakhir kepada “Bapak” sesuai protocol Jaga Jarak, dengan masuk berlima-lima ke dalam ruangan. Sekitar pukul 22.00 malam, kami bersama berdoa, dan diakhiri dengan ucapan terima kasih dan maaf dari Ans yang mewakili keluarga, serta penjelasan medis dari dr. Agus Taolin terkait sakit yang menimpa “Bapak” Taolin Ludovikus, BA. Pukul 23.00, rombongan mengantarkan “Bapak” menuju ke Bandara.

Sayonara “BAPAK”. Sampai jumpa di Akhirat nanti.

Hormat dan terima kasih kami bagi “Bapak”. Doakan kami, manusia dan tanah Malaka agar semakin hari semakin mampu Mencintai dan Melayani Tuhan lewat sesame, seperti yang sudah “Bapak” katakan dan lakukan semasa hidup di dunia ini.

Penghormatan terakhir RTS kepada “Bapak”

Roy Tei Seran,

Minggu Palma 2020, memasuki Pekan Suci umat Katolik. Semoga “Bapak” Bangkit bersama Kristus karena amal dan kebaikan “Bapak” semasa di dunia.

Sudah larut malam.

Kami sayang Bapak Ludo.

Catatan:

Ikan Bandeng Kuah Asam itu buatan RTS dan Sherlin. Kami juga khawatir jika harus kontak langsung dengan orang tua Sherlin (Bapak Alo dan Mama Milen). Tapi kami meracik Kuah asam itu sambil video call dengan mama Milen. Mohon maaf kami katakana itu masakan Onso Milen. Kami percaya Bapak Ludo pasti berpikir Ikan Kuah Asam tersebut nikmat karena sugesti yang memasak Ikan Bandeng Kuah Asam itu Roy dan Sherlin. Semoga “Bapak” memaafkan kami.  

Usai menuliskan 7 halaman ini, sekitar pukul 00. 43, WIB, beberapa ekor kucing menangis di sekitar rumah tempat tinggal kami. Saya yakin “Bapak” datang mengunjungi kami. Semoga Bapak bahagia di surge, bersama bapak Josef dan mama Kiky, mendoakan kami yang masih mengembara di dunia.

Berita Lainnya

Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
22 November 2022
Pendidikan Kader Madya; PDI Perjuangan NTT
Author : Roy Tei Seran Center
Giat ke 4 Malaka Hijau
16 January 2022
Giat ke 4 Malaka Hijau
Author : Roy Tei Seran Center
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
29 October 2021
456, 532, 4.845, 4.313: ANGKA PENTING SELEKSI CASN MALAKA
Author : Roy Tei Seran Center
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
18 May 2021
Herman Hery Datang; Rina Tei Seran Pergi
Author : Roy Tei Seran Center
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
20 April 2021
Gagasan Pemikiran PDI Perjuangan NTT; Tata Kelola Pasca Bencana
Author : Roy Tei Seran Center
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
16 March 2021
Kongregasi Vokasionis Memanggil: Lomba Artikel dan Puisi
Author : Roy Tei Seran Center


Tinggalkan Komentar